Kalau Ada Yang Luar Biasa, Untuk Apa Baca Yang Biasa

Sabtu, 25 Juli 2015

Kisah Renungan : Pedagang Kaya Yang Enggan Bersedekah

Kisah yang akan kita baca kali ini adalah kisah nyata dengan sedikit perubahan, yakni pada setting waktu, tempat dan nama-nama orang. Kisah yang berfungsi sebagai renungan bagi kita semua tentang pentingnya sedekah dan membantu orang lain yang sedang membutuhkan.

Simak Kisahnya !

Dia pedagang sukses yang terkenal sholeh dan berjiwa sosial. Namanya Tuan Tajir. Tempat usaha dan tempat tinggalnya lebih dari satu. Usahanya adalah berdagang barang-barang antik mewah dan jual beli rumah. Di negerinya penduduk mengenalnya sebagai orang yang selalu menjaga sholat lima waktu berjamaah tepat waktu di masjid, berkawan dengan orang-orang sholeh, ramah pada setiap orang, dan senang membantu baik saudara dekat, saudara jauh maupun orang lain yang bukan saudara....
Ilustrasi : Sedekah. Sumber Gambar Google.co.id
Suatu hari, datanglah seorang ulama bernama Syeikh Mukhtar bersilaturahmi ke rumahnya. Setelah mengobrol membicarakan berbagai hal termasuk masalah keagamaan, Tuan Tajir meminta didoakan oleh Syeikh Mukhtar agar dirinya terhindar dari musibah seperti yang baru saja dialami rekan bisnisnya yang dirampok barang-barang dagangannya oleh kawanan penyamun di tengah perjalanan bisnisnya. Sebelum Syeikh Mukhtar berpamitan, Tuan Tajir tidak lupa memberikan sumbangan uang sebesar 5 dirham kepada Syeikh Mukhtar sebagai zakat dari pendapatannya hasil penjualan salah satu rumahnya yang baru saja laku 350 dinar.

Pada kesempatan silaturahmi tersebut, Syeikh Mukhtar mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangannya. Beliau mengharapkan bantuan Tuan Tajir berkenan membeli satu-satunya rumah yang dimilikinya seharga 50 dinar. Syeikh Mukhtar mengatakan pada Tuan Tajir, uang hasil penjualan rumahnya akan digunakannya untuk membiayai anaknya melanjutkan pendidikan di sebuah madrasah di negeri seberang, mendukung usaha-usaha dakwahnya, dan modal untuk berbisnis agar dia bisa meningkatkan taraf kehidupannya yang memang masih kurang dari cukup.

Dengan halus dan hati-hati, Tuan Tajir sambil memohon maaf mengatakan tidak bisa membantu Syeikh Mukhtar dengan mengemukakan dua alasan, Pertama, dia tidak ada rencana untuk membeli rumah, dan kedua, dia berencana akan membantu saudara kandungnya bernama Tuan Tajir Muda untuk mengembangkan usahanya.

Beberapa bulan kemudian, penduduk negeri itu dikagetkan dengan berita Tuan Tajir menderita sakit yang cukup parah dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit yang menelan biaya sebesar 50 dinar. Tak berapa lama setelah itu, penduduk kembali dikagetkan dengan berita Tuan Tajir Muda mengalami kecelakaan di jalan, terjatuh dari unta yang dikendarainya dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Beberapa bulan kemudian, Tuan Tajir mengalami musibah lagi, Beberapa barang dagangannya di salah satu tempat usahanya raib. Kerugian ditaksir sekitar 50 dinar. Tuan Tajir tidak tahu bagamaina bisa raib. Kemungkinan besar pelakunya adalah pegawainya sendiri.

Pelajaran yang bisa kita ambil :

Gaya hidup seperti di atas menurut Islam jelas salah. Sesungguhnya bersedekah itu kebutuhan setiap orang. Orang yang bersedekah lah yang membutuhkan orang yang disedekahi. Mengapa demikian? Karena setiap orang ingin hidupnya di dunia barokah, jika sakit ingin sembuh dari sakit, terhindar dari musibah, di alam barzah mendapatkan kiriman pahala terus menerus, dan kelak di akhirat selamat dari api neraka dan mempunyai timbangan amal sholeh yang berat.

Contohnya, hampir setiap orang kini mempunyai handphone. Ketika membeli handphone meskipun harganya mencapai ratusan ribu hingga jutaan, bisa dipastikan hampir setiap orang kini mampu membelinya. Juga untuk keperluan membeli pulsa. Pasti ada saja uang untuk membeli pulsa setiap kali habis. Tapi ketika datang seseorang dari sebuah lembaga sosial memohon bantuan infak atau sedekah untuk keperluan anak yatim, tidak setiap orang yang mempunyai handphone dan selalu beli pulsa memberikan sumbangan. Jika memberi, nilai nominalnya kecil, jauh di bawah harga handphone bahkan masih di bawah jumlah pulsa selama satu bulan sekalipun.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kisah Renungan : Pedagang Kaya Yang Enggan Bersedekah

0 komentar:

Posting Komentar